Media Sosial
Barangkali, kita terlalu tergesa-gesa. Hingga lupa untuk menutup pintu kembali. Barangkali, kita terlalu gegabah. Hingga membiarkan orang lain masuk dan mengetahui cerita kita. Ada sebuah hal yang dahulu menimbulkan banyak tanda tanya di benak ini. Tatkala jari ini masih hangat sekali dengan salah satu media sosial. Beberapa tahun yang lalu, aku mengunggah beberapa aktivitasku di dunia maya. Beberapa hal tentang apa yang tengah aku lakukan. Seperti, buku yang aku baca, ruangan yang aku tempati, hidangan yang kumakan, prestasi, kesenangan, bahkan lokasi di mana aku berada. Saat itu, seseorang mengatakan kepadaku. Kurang lebih intinya, begini. Jangan terlalu sering mengunggah kehidupanmu di media sosial. Itu berbahaya! Aku tidak mengerti —pada saat itu — sebenarnya, apa yang dimaksud berbahaya di sini. Yang kutahu, apa salahnya berbagi cerita. Kalau dipikir, untuk apa memiliki media sosial kalau tidak ada isinya? Ya, tentang kehidupanku. Tent...