Mau nangis saja, deh!

Semester akhir adalah fase yang berat bagi kebanyakan orang. Proyek penelitian menanti, laporan perlu dikerjakan, revisi menjadi hal yang pasti, dan lain sebagainya. Belum lagi, tugas harian dan mata kuliah reguler yang perlu diikuti. Satu kata, pusing.

Keluhan, air mata, emosi, semua berpadu menjadi satu. Kadang, kita sudah merencanakan A, malah ada kendala sehingga harus memutar otak, beralih ke rencana B. Pun, ketika rencana B sudah selesai, ternyata masih ada masalah lain di depan sana, beralih ke rencana C bukanlah hal yang menguntungkan! Akhirnya, kita melangkah jauh, ke rencana D.

Dulu, dulu, dulu sekali kita kerap mendengarkan kisah demikian dari orang yang pendidikannya berada di atas tingkat kita. Mungkin, ada berbagai cerita mengenai frustasi, stres, dan berpikir berlebihan. Kini, tibalah saat kita menghadapi perasaan demikian.

Rasa tidak nyaman yang dirasakan setiap terbangun dari tidur, atau ingin rehat sejenak dengan mengobrol dengan teman-teman, semua itu seperti sarapan sehari-hari. Akhirnya, tiba di fase di mana rasanya lelah sekali, kesal, dan ingin menangis.

---------------

Selama melalui semester akhir, aku kerap mendengar masalah atau curahan hati demikian. Tentang air mata, kelelahan, dan beberapa pengorbanan lainnya demi sebuah kata, lulus. Rasanya, hal itu bukanlah hal yang aneh lagi, karena cerita demikian sudah kerap terdengar dari masa ke masa.

Kalau dipikir-pikir lagi, kita sudah melewati banyak jalan, bukan? Maksudku, kita sudah melewati berbagai tantangan yang kita anggap oke, ini sukar. Ada berbagai hal yang rasanya tidak mungkin terlewati, sehingga berakhir pada rasa takut yang luar biasa menyeruak dalam sanubari. Takut tidak bisa melewatinya. Namun, at the end of the day, ternyata kita masih bisa melewatinya. Walaupun hasilnya kadang biasa saja, atau bahkan luar biasa, intinya, semua itu akan terlewati.

Yang namanya rasa takut adalah wajar. Because we are humans after all. Kita terjebak dalam rasa tidak tahu akan apa yang terjadi di masa depan, sehingga tidak jarang membuat kita berspekulasi akan hal-hal yang kurang menyenangkan. Semua itu wajar. 

Namun kembali pada topik awal, bahwasanya semua kesulitan pasti akan terlewati. Hari yang terasa berat pun akan selesai dan berlalu juga. 

Bagi readers yang beragama Islam, tentunya kita paham 'kan, bahwasanya Allah tidak akan membebani seseorang melebihi kesanggupannya? Serta, tertera pada kitab suci bahwasanya, sesudah kesulitan akan ada kemudahan.

Pada akhirnya, I think it is important to say this. Takut itu pasti, namun pasti itu berlalu.

Jangan lupa tersenyum dan bernapas. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Tentang Hari Kemarin

Dan Dia

Kembali Bertemu