Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Hanya Kalau Ada Dia

Bertemu dengan orang-orang adalah hal yang kerap membosankan pun membangkitkan tanya akan mengapa, hingga akhirnya aku menemukan jawabannya.  Siang itu, aku menemani temanku. Ia adalah founder dari komunitas yang saat ini tengah aku ikuti. Ada sesuatu yang perlu dilakukan hari ini, sehingga aku ikut menemaninya. Kalau boleh jujur, seingatku ini adalah yang pertama kalinya kami pergi berdua, benar-benar berdua saja. Aku dan dia.  Di tempat yang kami tuju, ada beberapa hal yang sedang diproses sehingga kami harus menunggu. Temanku cukup aktif, sehingga kami mengobrol banyak hal. Salah satunya adalah, tentang interaksi sosial. Agar tidak terasa terlalu akademis, aku tulis interaksi saja deh . Aku bercerita tentang kesan pertamaku saat mengikuti komunitas itu, bagaimana yang aku rasakan, serta bagaimana interaksiku. Sepertinya temanku ini cukup tahu kalau aku tipe yang termasuk baru di dunia komunitas. Cukup menarik sampai akhirnya membahas interaksi, mengingat aku sempat punya kecenderun

Apa Cuma Gue?

Apa cuma gue cewek yang oke oke aja kalo motoran malem-malem? Apa cuma gue yang selalu pake baju item dan ga suka baju pink? Apa cuma gue yang ga pernah nongki cantik? Apa cuma gue? Sedikit menoleh ke belakang, di zaman sekolah menengah. Aku sempat memfavoritkan kalimat-kalimat apa cuma gue dan kalimat sejenis. Rasanya, ada kebangaan tersendiri ketika berhasil membuktikan bahwa iya, cuma gue yang kayak gitu di circle gue . Dari situ, aku sadar kalau aku itu spesial, aku itu berbeda dari kebanyakan perempuan. Ketika perempuan seumuranku kala itu sedang ngefans sama aktor dan aktris yang tengah trending , aku malah ngefans-nya sama karakter anime. Seiring berjalannya waktu, semakin bosan dengan konsep apa cuma gue . Di usia yang diklaim sebagai usia dewasa muda, perlahan aku mencoba menyelami lebih dalam kebiasaan atau hal-hal yang dulunya aku sukai. Salah satunya itu tadi. Menelisik lebih lanjut, aku sempat bertanya dan ditanya oleh diriku. Sebenarnya, kenapa ya dulu punya pola pikir be

Do we really remember?

Gambar
Beberapa menit sebelum menulis postingan ini, aku sedang membuka foto-foto lama. Ada berbagai macam foto di sana, pada berbagai momen. Tidak sedikit di antara mereka membuatku tersenyum tipis hingga tertawa terbahak-bahak. Tidak sedikit pula foto-foto yang hadir, memunculkan tanda tanya besar di kepalaku. Apakah benar aku pernah berada di momen ini? Apa benar aku yang mengambil potret ini? Kadang, tanya itu semakin menjadi-jadi ketika aku berpikir untuk mengingat, apa yang dilakukan pada saat itu? Apa alasannya foto itu diambil? Siapa saja yang ada di sana? Baik, aku lihat beberapa keping wajah di sini, tapi siapakah mereka? Aku berusaha mengingat hingga akhirnya mendapat clue sejenak dan teringat akan siapa mereka. Beberapa foto berlalu, namun selang beberapa saat aku sudah melupakannya lagi. Sama halnya ketika jeda antara kejadian yang berlalu dengan detik di mana aku membuka lembar kenangan itu. Semua kembali seperti semula, seakan-akan tidak ada apa-apa di sana. Lalu di waktu yang

Sudut Pandang Satu Perempuan

Sebagai salah satu bagian dari masyarakat, khususnya sebagai seorang perempuan, hidup bersama standar kecantikan perempuan yang tertanam di masyarakat dirasa tidak ideal bagiku. As a girl , kulitku tidak putih. Pun, terdapat beberapa titik-titik di wajahku. Waktu masih kecil, aku masih ingat betul. Seorang anak laki-laki yang kukenal melihatku dan berkata, wah wajah bintik-bintik! Dan begitulah, standar yang berlaku di masyarakat adalah kontradiksi dari pernyataan sebelumnya.  Sejak berada di sekolah dasar, aku sudah mendapatkan perspektif bahwa cantik adalah ketika kamu berkulit putih dan hidung mancung. Beranjak saat aku berada di sekolah menengah pertama, poinnya bertambah. Selain dua hal tadi, kamu harus langsing, tinggi, dan seterusnya. Kosmetik, atau perawatan kecantikan lain bukanlah hal yang kukenal dengan familiar. Namun aku sudah melihat bagaimana teman-teman sekolahku menggunakan sunscreen  ketika kami akan keluar rumah. Sempat ada yang menggunakan krim pemutih di wajah, dan