Do we really remember?

Beberapa menit sebelum menulis postingan ini, aku sedang membuka foto-foto lama. Ada berbagai macam foto di sana, pada berbagai momen. Tidak sedikit di antara mereka membuatku tersenyum tipis hingga tertawa terbahak-bahak. Tidak sedikit pula foto-foto yang hadir, memunculkan tanda tanya besar di kepalaku. Apakah benar aku pernah berada di momen ini? Apa benar aku yang mengambil potret ini?

Kadang, tanya itu semakin menjadi-jadi ketika aku berpikir untuk mengingat, apa yang dilakukan pada saat itu? Apa alasannya foto itu diambil? Siapa saja yang ada di sana? Baik, aku lihat beberapa keping wajah di sini, tapi siapakah mereka? Aku berusaha mengingat hingga akhirnya mendapat clue sejenak dan teringat akan siapa mereka.

Beberapa foto berlalu, namun selang beberapa saat aku sudah melupakannya lagi. Sama halnya ketika jeda antara kejadian yang berlalu dengan detik di mana aku membuka lembar kenangan itu. Semua kembali seperti semula, seakan-akan tidak ada apa-apa di sana. Lalu di waktu yang akan datang, tatkala terbuka lagi, maka ingatannya baru berbunga lagi. Begitulah siklus yang terjadi.

Berbicara lebih lanjut tentang manusia dan potret, aku sempat menemukan bahasan tentang ini. Ternyata, ada sebuah studi yang dilakukan terkait hal ini, tepatnya bagaimana hubungan antara mengambil potret dan memori pada otak manusia. Studi tersebut dilakukan oleh Linda Henkel, profesor psikologi di Fairfield University, Connecticut. Singkatnya, hasil studi menunjukkan bahwa orang-orang mengingat sedikit hal yang mereka potret

Informasi itu menambah tanya di pikiranku, semakin kuat ia berpijak. Do we really remember?

Entahlah. Memang bagi beberapa orang, kenangan yang dipotret tampaknya akan membekas. Seperti kata-kata yang kerap terucap, mari abadikan momen ini. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, apa betul ya... apakah ini yang dinamakan keabadian? 

Di sisi lain, kadang manusia kerap lupa dengan beberapa hal. Maka, perlulah pengabadian itu dibuat, sehingga suatu hari nanti bisa  dibuka lagi.

Begitu rupanya. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Tentang Hari Kemarin

Dan Dia

Kembali Bertemu