Kaca Spion


Dahulu, ada seorang teman yang tiba-tiba mengajakku berbicara lewat media sosial. Mungkin bukan berbicara, tapi mengobrol. Pada saat itu, aku terkejut. Tumben sekali, ujarku dalam hati. Aku jarang sekali berbicara padanya, baik di dunia maya terutama di dunia nyata. Namun, karena dia salah satu teman, apa salahnya membaca pesannya. 

Ternyata, pesan yang ia kirimkan bertajuk tentang ingatannya terhadap sesuatu. Lagi-lagi berbicara tentang ingatan.. dan barangkali pada saat itu aku salah mengatakan. Aku ingin menghiburnya (mungkin membujuk) agar jangan terlalu berlarut dengan ingatan itu. Ada analogi yang kukatakan. Begini,

"...lepas kaca spionmu, pandanglah ke depan.."

Pada saat itu, aku tidak memahami betul apa yang kuucapkan, kukira begitu. Bukankah, kaca spion adalah sesuatu yang memberikan "kontrol" secara tidak langsung? Kaca spion membantu kita memprediksi gerak, dan masih banyak lagi fungsi dari kaca spion yang aku sebut itu. Itu pada sepeda motor. Lantas, bagaimana analoginya dengan kita?

Kita membutuhkan "kaca spion" agar kita tidak salah gerak. Tidak salah dalam melangkah. Kita berkaca pada kesalahan yang lalu, berkaca pada luka yang lalu. Berkaca pada kejadian demi kejadian yang lalu. Memang, ada yang pernah bilang, bahwa tidak semua hal yang berlalu harus diingat. Tapi mengingatnya itu penting, agar paling tidak, kita tidak akan mengulang kesalahan yang sama di masa ini dan masa depan, bi idznillah.

Kaca spion juga memberi ruang bagi kita untuk berusaha peka. Peka dengan keadaan sekitar. Meskipun sudah berlalu, namun ada saja bagian dari masa lalu yang berpengaruh pada masa kini dan masa depan. 

Yah, tapi jangan juga selalu memperhatikan kaca spionnya terus menerus hingga lupa bahwa, ada yang harus dilindungi di bagian depan.
Kaca spion.

Barangkali, kata yang seharusnya aku lontarkan kala itu adalah, perhatikan kaca spionmu sejenak, jangan berlama-lama karena jika terlalu lama, maka bagian depanmu mungkin rusak..

jangan pula kamu lepas, karena kamu masih perlu kaca spion untuk meniti jalan mana yang akan kamu lalui. 



 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Tentang Hari Kemarin

Dan Dia

Kembali Bertemu