Hari-Hari Penuh Pengandaian

Seandainya begitu, maka pasti tidak akan begini.

Seandainya tidak begitu, maka pasti tidak akan begini.

Seandainya aku melakukan ini, maka ini tidak akan terjadi.

Seandainya aku seperti dia, pasti aku bahagia. 

Yakin, ingin melalui hari demi hari dengan kalimat tersebut atau kalimat yang bermakna seperti itu?
Apakah kita begitu nyaman dengan kalimat tersebut, hingga kita memasuki hari-hari penuh pengandaian?

Dalam hidup, nyatanya tidak semua yang kita rencanakan akan berjalan sesuai dengan apa yang kita kehendaki.
Terkadang, sebaik apa pun kita menyusun rencana, hal itu tidak menjamin bahwa semuanya akan berjalan dengan sistematis; sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Atau mungkin, ada suatu hari di mana kita begitu takjub melihat keadaan orang lain. Hingga menyadari bahwa kita belum memiliki apa yang mereka miliki. Lalu, tak disengaja, terjatuh ke dalam hari-hari penuh pengandaian itu.

Lantas, mengapa kita harus menyalahkan keadaan, atau bahkan menyalahkan diri? Terus mengeluh, berandai-andai sepanjang waktu berjalan tanpa berniat mengubah sesuatu. Meskipun hanya setitik. Meskipun tidak semua hal bisa diubah secara spontan.

Hari-hari penuh pengandaian memang melelahkan, kawan. Kita menciptakan dimensi sendiri yang bahkan jauh lebih menyulitkan kita. Kita menciptakan dimensi yang membuat seakan hidup ini hanyalah berisi tentang keluhan, pengandaian, dan lain sebagainya.

Daripada terus berandai-andai, lebih baik bersyukur karena sudah melakukan sesuatu. 
Daripada terus berandai-andai, lebih baik mencoba berdiri lagi dan melakukan hal yang mampu memberi perubahan, meskipun hanya sedikit.
Daripada terus berandai-andai, lebih baik mulailah sesuatu. 

Semoga kita tidak terjatuh dalam hari-hari penuh pengandaian.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Tentang Hari Kemarin

Dan Dia

Kembali Bertemu