Jujurlah Pada Dirimu



Kalau orang-orang di sana, mereka suka dengan kejujuran.

Oh begitu, kalau mereka bertanya tentang kita, jawab seadanya saja?

Benar sekali, intinya jujur dan jadilah dirimu sendiri. 

Sebuah percakapan memecah sunyi di antara kursi dan meja siang itu. Sebuah pelajaran bermakna akan kejujuran.

Sebenarnya, pada beberapa keadaan, jujur bukanlah hal yang selalu akan menguntungkan kita pada masa ini; detik ketika kita memutuskan untuk jujur. Tapi, pembahasan tentang kata "jujur" kali ini fokus kepada sebuah kejujuran yang cenderung dilupakan; ia adalah kejujuran pada diri sendiri. 

Coba pikirkan, ada berapa kali dalam hidup di mana kita ingin terlihat baik dan sempurna di mata orang lain. Terkadang, kita menabur bumbu-bumbu halus yang benar-benar kuat, sehingga sangat berbeda dengan rasa original; berbeda dengan apa yang sebenarnya kita punya. Pada beberapa keadaan, hal ini terlihat sederhana, karena kita percaya diri dengan melebih-lebihkan; merasa bahwa kekurangan diri tertutupi semuanya. Oh, come on!

Ketika kita berbohong tentang diri kita di depan orang lain, mungkin itu tidak akan berdampak pada mereka; lebih tepatnya belum tentu berdampak. Namun sudah pasti, di samping membohongi orang lain, kita ternyata membohongi diri sendiri. Parahnya, dengan melakukan hal itu, kita akan semakin menutup mata dengan kekurangan yang kita miliki; nyaman dalam kebohongan.

Jujur dengan diri sendiri. Jujur dengan kemampuan diri. Jujur dengan kekurangan diri. Tidak perlu mengada-ada agar diri terlihat baik di mata orang lain; jika itu dilakukan, maka kita melakukan kebohongan kepada orang lain dan parahnya kepada diri sendiri. Jadilah apa adanya, dan jadilah dirimu seutuhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Tentang Hari Kemarin

Dan Dia

Kembali Bertemu