Catatan Tentang Insecurity




Insecurity, or insecure.

Istilah ini kelihatan menjamur di media sosial terutama yang fokus membahas tentang proses mencintai diri sendiri atau pengembangan diri, dan hal lain yang sejenisnya. Sebenarnya, istilah mencintai diri tampaknya menjadi isu yang sangat hangat, pun sejalan dengan isu kesehatan mental yang berkaitan dengan hal tersebut. Sebagai pembaca, saya tertarik untuk menyelami lebih dalam mengenai makna istilah tersebut. Perlu diklarifikasi, bahasan insecure atau insecurity di sini terpusat pada apa yang individu rasakan terhadap dirinya sendiri.
Mengacu pada Cambridge Dictionary, istilah insecurity bermakna sebagai berikut.
"A feeling of lacking confidence and not being sure of your own abilities or whether people like you."
Dari sini sudah terlihat jelas bahwa, insecurity adalah suatu keadaan di mana seseorang merasa kurang percaya diri dan meragukan kapasitas atau kelebihan yang ia miliki. Pada kebanyakan saat, perasaan ini timbul akibat pengaruh dari luar maupun dari dalam individu. Tingginya intensitas melihat kelebihan orang lain dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain sehingga menutup diri dari melihat kelebihan diri adalah salah satu penyebabnya. Pun, komentar dari orang lain turut memberikan kontribusi akan perasaan insecure yang dialami oleh individu.

Terkait dengan perasaan ini, ada banyak hal yang menjadi "ladang" akan timbulnya perasaan ini. Seperti, fisik yang dirasa tidak menarik, tidak memiliki banyak prestasi yang bisa dibanggakan, atau hal-hal lain. Saat melihat orang lain dengan posisi sebaliknya, maka individu merasa down, cenderung membandingkan diri dengan orang lain. Pada akhirnya, perasaan "tidak aman" itu muncul. Merasa tidak aman dengan keadaan yang luar biasa; dan di sisi lain, individu tersebut merasa kekurangan. Lack of everything.

Memang ini adalah hal yang wajar. Namun perlu digarisbawahi, sebagai manusia, membatasi atau bahkan menghapus perasaan insecure itu perlu. Mengapa?

Kembali pada pernyataan sebelumnya, perasaan tersebut dapat membuat individu menutup diri dari kelebihan yang dimiliki. Hal ini akan menjadi penghambat dalam proses mengembangkan diri. Ia cenderung melihat kekurangan yang ada pada dirinya, membandingkan kehidupan dan dirinya dengan orang lain yang terlihat "lebih". Hal ini cenderung mengarahkan individu kepada perasaan sedih, hingga berpotensi mengarah pada depresi atau gangguan mental lainnya.

Pada akhirnya, penting untuk siapa saja agar berkontribusi dalam membantu individu lain dalam menghadapi rasa insecure ini. Pun, bagi masing-masing individu yang masih bergumul dengan insecure, Anda punya banyak hal-hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi perasaan itu. Tetap bersyukur dan sejenak menutup diri dari dunia luar yang tampak lebih dari apa-apa yang Anda miliki. Sebagai tambahan, sesekali lihatlah manusia lain yang mungkin keadaannya "tidak lebih baik" daripada Anda, namun tetap bersyukur. Lebih lanjut, Anda bisa mencari hal-hal bermanfaat yang dilakukan dalam menambah abilitas diri, dengan kata lain, melakukan pengembangan diri.

Do not let the insecurities become the barrier!


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Tentang Hari Kemarin

Dan Dia

Kembali Bertemu