Yang Terlewatkan

Akhir-akhir ini, hari demi hari yang terlewati sedikit memberikan kesan yang tidak begitu baik. Dunia seakan-akan tidak memihak kepadaku. Di mana keresahan seolah-olah menjadi makanan sehari-hari. Ini adalah 2021, setelah sekitar 5 (lima) bulan aku menunda draft tulisanku di sini.

Bukankah hidup ini tidak terlepas dari keresahan?

Kekhawatiran terkait masa depan adalah hal yang sepertinya wajar bagi orang-orang atau kaum yang saat ini berada dalam fase mencari jati diri. Kadang, aku juga merasa demikian. Apalagi ketika melihat pencapaian orang lain yang luar biasa wah!

Berpikir lebih lagi tentang pencapaian orang lain, pemikiran bahwa "sebenarnya aku bisa" juga sering menghantui diri. Lagi-lagi, kecewa menjadi hal yang pasti. Menyesal, merasa punya kesempatan yang sama, tapi tidak memanfaatkannya.

Namun, pemikiran demikian suatu hari berubah karena sesuatu yang tiba-tiba aku ingat. Ini adalah pembicaraanku dengan seseorang, mengenai fase dalam kehidupan.

Kecewa dan penyesalan adalah hal yang tidak pernah lepas dari manusia. Hal ini karena manusia tidak punya kuasa untuk melihat apa yang terjadi di masa depan. Sedangkan, apa yang dipilih hari ini merupakan benang merah daripada hari sebelumnya, serta akan dirajut menjadi benang merah hari esok. 

Besok lagi-lagi bukanlah hal yang pasti, bukan begitu?

Kadang, manusia harus mengekang rasa kecewa akan hal yang terlewatkan. Atau bahkan rasa sedih, ya.

Karena, satu yang perlu kita ingat. Hal yang kita putuskan hari ini, berimbas pada hari esok. Pun pilihan yang kita buat, ada kaitannya dengan proyeksi masa lalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Tentang Hari Kemarin

Dan Dia

Kembali Bertemu