Masih Tentang Hari Kemarin

Sesuai namanya, Desember ini sepertinya menjadi bulan yang benar-benar kelabu bagi banyak orang.

Kumatikan layar ponselku, tetapi sesekali masih aku periksa; barangkali ada pesan yang datang dari temanku. Akhir-akhir ini, aku merasa bahwa aku harus selalu ada ketika ia membutuhkan. Bagaimana tidak, ia baru saja merasakan biru dan beralaskan kelabu. Hingga saat aku menulis unggahan ini, ia sempat berkata, bahwa ia merasakan hal demikian.

Berbicara tentang hari kemarin, semuanya tentang kenangan dan ingatan. Ada yang bahagia, ada yang sedih. Jika ditarik garis, mungkin begitu, dua hal tadi sudah cukup menggambarkannya. Ada yang tengah tersenyum, ada pula yang tengah tersenyum sembari menutupi lara di dalam hati. Well, semuanya tengah merasakan apa yang mereka rasakan ketika mengingat kenangan; bahagia atau sedih.

Jika kenangan itu tentang bahagia, beberapa orang merasa senang mengingatnya. Namun, tidak jarang pula, beberapa orang justru merasa sedih ketika mengingatnya. Di mana ia tidak bisa merasakan sesuatu yang dinamai bahagia itu. Selanjutnya, jika kenangan itu tentang kesedihan, ia tidak melulu diingat dalam kesedihan; tangis dan air mata (baik air mata yang keluar atau hanya ada di dalam hati). Terkadang, kenangan sedih mampu menciptakan tawa kecil jika itu tentang masa sulit yang sudah dilewati dan disambut dengan masa depan yang lebih baik.

Lagi-lagi, semua perasaan yang dirasakan tentang kenangan, baik itu sedih, bahagia, gusar, gelisah, atau yang lainnya, semua itu wajar dan alami. Representasi kita sebagai manusia yang memiliki hati, bukan begitu? 

Temanku mungkin tidak akan membaca tulisan ini, karena aku paham dengannya. Dia tidak suka membaca teks panjang. Namun, semoga setitik pesan ini akan tersampaikan nanti.

Lekas membaik, hati yang lara. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dan Dia

Kembali Bertemu