Obrolan Kala Hujan

Waktu itu hujan, aku duduk berhadapan seseorang sembari mengunyah makanan masing-masing. Sesekali kami menjawab obrolan satu sama lain, lalu tersenyum. 

Oke, ini bukan narasi romantis. 

Duduk bersama kala hujan, mengobrol tentang rasa atau hal yang sejenisnya. Bukan! Ini juga bukan makan malam romantis (ini makan siang, siang) melainkan duduk karena ada sesuatu yang perlu dibicarakan dan dilakukan.

Hujan belum berhenti, pun obrolan kami saat itu. Entahlah, duduknya aku di sana seperti menjawab tanya yang kusimpan sejak tahun lalu. Dan dia, seperti mesin penjawab atas sesuatu yang aku cari selama ini. Sekali lagi, bukan narasi romansa kehidupan! 

Haha.

Kami mengobrol banyak hal. Beberapa hal tidak terpikirkan akan menjadi topik yang dibahas dengan orang ini. Jujur, aku sangat menghormati orang ini sehingga aku cenderung diam dan mengalir ketika diajak mengobrol. Namun obrolan kali ini benar-benar berbeda, sehingga aku tidak tahan untuk ikut berkata-kata. 

Salah satu topik yang sempat kami bicarakan adalah tentang crab mentality. Memang ketika ia mengobrol denganku, tidak ada terms demikian, tetapi aku menemukan istilah ini setelah membaca di beberapa sumber. Sebagai orang yang jauh lebih berpengalaman dariku, ia bercerita tentang bagaimana kehidupannya dahulu. 

Ia sempat bercerita bahwa ia kerap menemui berbagai macam jenis orang dan lingkungan. Salah satunya, lingkungan di mana crab mentality kerap membudaya. Mungkin, perlu diperjelas, apa sih arti dari istilah tersebut. 

Seperti sekelompok kepiting yang berada di dalam ember, crab mentality mengacu pada situasi di mana individu atau bahkan sekelompok orang yang memiliki mindset atau pola pikir bahwa jika ia tidak sukses, maka orang-orang di sekitarnya tidak boleh sukses juga. Analoginya, sekelompok kepiting yang berada di dalam ember cenderung saling menarik sehingga tidak ada yang bisa keluar. Hal inilah yang menjadi dasar penamaan kondisi ini. Frasa berikut mungkin bisa menggambarkannya.

If I cannot get it, neither can you.

Kembali lagi kepada obrolan kala hujan, ia menyatakan bahwa lingkungan demikian kerap tidak bisa dihindari. Banyak ditemui. Dalam berbagai kasus, ada berbagai lingkungan yang terang-terangan mengatakan bahwa we could not do that, we could not. Selain itu, ada juga yang secara halus, membuat kita berpikiran bahwa kita tidak bisa

Menurutnya, berada di situasi demikian akan menyulitkan kita untuk mencapai apa yang kita mimpikan, terutama jika kita tidak memiliki intensi yang kuat akan sesuatu. Bukankah lingkungan juga turut berpengaruh dengan bagaimana kita memandang sesuatu?

Oleh karena itu, ada satu pesan berharga yang ia sampaikan. Percayalah pada dirimu, dan berdirilah sendiri. Milikilah tekad, jadilah kuat, dan kejarlah targetmu. Fokus dengan dirimu, karena kamu tahu dan lebih mengerti siapa dirimu.

Hujan pun berhenti, pun, percakapannya. Aku akhiri percakapan itu dengan meneguk air sembari mengucapkan terima kasih padanya.

Sampai jumpa di tahun depan, ya. Semoga kita bisa mengobrol (seperti ini) lagi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Tentang Hari Kemarin

Dan Dia

Kembali Bertemu