GRATEFUL IS EVERYTHING

Pernahkah kita merasa puas dengan kehidupan? Bisakah teman-teman menjabarkan atau memberi definisi yang "jelas" mengenai makna kepuasan?

Baiklah, mungkin di antara teman-teman memiliki pendapat pribadi mengenai "arti" dari kepuasan. Tapi, apakah kepuasan yang ada dalam mind set teman-teman bertahan lama, atau akan mencapai titik jenuhnya?

Manusia tidak akan pernah lepas dari rasa puas dalam perihal duniawi. Ingin sepeda, melihat motor, jadi ingin motor. Setelah punya motor, melihat mobil, jadi ingin mobil. Setelah memiliki mobil, ingin pesawat terbang. Setelah pesawat terbang, melihat helikopter, ingin helikopter. Begitulah, analogi sederhana mengenai "manusia dalam mencari kepuasan". Artinya, apa?

Tidak ada kepuasan yang hakiki. Beberapa saat, kita memang bisa berpuas diri atas apa yang kita gapai. Tapi, beberapa hari kemudian, melihat pencapaian orang lain yang "kelihatannya" lebih "wah" daripada yang kita capai, masihkah kita merasa puas? Kemungkinan besar, kepuasan itu akan mengalami degradasi secara perlahan, lalu akhirnya, kita kembali mencari jalan untuk memperoleh kepuasan-kepuasan berikutnya. Melelahkan sekali, ya.

Sebenarnya, sah-sah saja sebagai manusia. Kita ingin terus lebih, lebih, lebih, dan lebih. Tapi, ingatlah teman, tidak ada sesuatu yang baik jika sudah berlebihan! Makan tidak boleh berlebihan. Sedih tidak perlu berlebihan. Everything has time. Kembali lagi ke topik, mengenai mencari kepuasan, saat kita merasa "tidak puas" atau merasa kurang, cobalah memperhatikan orang lain yang (maaf) mungkin keadaannya jauh lebih terpuruk dari kita.

Mungkin, apa yang kita anggap "belum memuaskan" hari ini, bagi mereka, itu adalah hal yang memuaskan. Mungkin, apa yang kita gundahkan, itu adalah sesuatu yang mereka inginkan. Tapi apa? Mereka belum bisa mendapatkannya. Sedangkan kita? Kita memilikinya, namun masih merasa belum puas.

Adakalanya kita harus menunduk sejenak, agar kita lebih mensyukuri apa yang kita miliki. Jangan hanya memandang ke atas dan mengeluh akan ketidakpuasan atas hal yang tidak kita jangkau. Lagi-lagi, mereka yang kau lihat "puas", belum tentu benar-benar puas dengan apa yang mereka punya. Bisa jadi, mereka malah menginginkan apa yang kau punya. It is about point of view.

Jika dianalogikan, kita adalah orang yang tengah berjalan. Jika kita terus-terusan mendongakkan kepala ke atas (melihat yang lebih daripada kita), kita akan sakit leher. Lalu, jika kita terus-terusan menunduk ke bawah, kita juga akan sakit leher. The conclution is, kita harus memandang dunia ini dengan "keseimbangan". Tidak berat sebelah, tidak ringan sebelah. That's the point.

Lalu, apa hubungannya dengan rasa syukur?

Ketika kita bersyukur, kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Tidak ada keresahan, tidak ada kegelisahan, dan tidak ada kegundahan saat kita menerima apa yang ada pada diri kita.

Kita merasa, bahwa semua yang kita miliki itu sudah cukup. Karenanya, dapat dikatakan bahwa ketika kita bersyukur, kita akan merasa bahwa kita memiliki "semuanya".

Apa arti "semuanya" di sini?

Artinya ialah semua hal yang saat ini kita miliki, semua hal yang saat ini kita capai, dan lain sebagainya. Jika kita sudah merasa cukup, atas izin-Nya, kita tidak akan merasa "tidak puas" dengan apa yang kita punya.

Milikilah syukur, maka kita akan memiliki semuanya.

Tetaplah melihat ke atas, namun jangan lupa melihat ke bawah. Yang paling utama, lihatlah ke depan, jika kau tidak melihat ke depan, maka kau akan menabrak. Maksudku di sini, lihatlah ke depan, susunlah "semua" yang kau punya dengan sebaik-baiknya. Bukankah, itu adalah titipan dari Yang Maha Kuasa, dan suatu saat nanti akan dimintai pertanggungjawabannya.

Dibuat di Palembang, terinspirasi dari kesuksesan orang lain. 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Tentang Hari Kemarin

Dan Dia

Kembali Bertemu