Dua Sisi Masa Lalu


Aku ingat, bahwa aku harus cepat-cepat pulang. 


Tidak selamanya mengenang masa lalu itu menjadi hal yang baik.

Bukankah saat mengendarai kendaraan, kita butuh memperhatikan spion sesekali saja? Tidak terus menerus?
Iya, jika terus menerus memperhatikan spion tanpa peduli keadaan yang dijalani saat itu, tidak menutup kemungkinan bagian depan akan hancur.

Begitulah ketika menyikapi masa lalu. Ada hari di mana kita harus menyadari, bahwa kita tidak mesti kembali ke hari-hari penuh rindu.
Ada hari di mana kita harus bersyukur tatkala mengingat satu hari saat terlepas dari kabut biru.
Ada saatnya, kita harus melupakan beberapa titik-titik masa lalu dan menata masa depan yang lebih baik lagi.

Sebaliknya, terkadang kita harus menyadari dan memetik pelajaran dari hal-hal yang berlalu.
Dari satu goresan, kita belajar hal penting tentang bagaimana penjagaan yang seutuhnya.
Dari bahagia, kita belajar bagaimana menyikapi kesedihan tatkala ditimpa ujian oleh Allah.

Seimbang itu indah. Begitu juga dirimu pada masa lalu.
Terkadang, luka itu muncul karena kita yang selalu mengingat, bukan karena kita merasakan lagi.
Berlarut-larut di masa lalu juga bukanlah hal yang baik.
Tapi tetap saja, kita butuh masa lalu untuk belajar. Belajar menjadi lebih baik, hari ini, esok, dan seterusnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Tentang Hari Kemarin

Dan Dia

Kembali Bertemu